ABSTRAK: Pada praktikum kali ini praktikan melakukan
percobaan Adsorpsi Larutan oleh Zat Padat untuk menentukan luas permukaan
spesifik secara sederhana berdasarkan bilangan iodin, mempelajari sifat
adsorpsi larutan oleh zat padat dan menentukan persamaan adsorpsi pada suhu
tetap. Menentukan luas permukan spesifik karbon dengan cara menentukan bilangan
iodin, praktikan menitrasi larutan yang berisi karbon aktif, HCl, dan larutan
iodin dengan larutan natrium tiosulfat. Dengan menggunakan volume peniter hasil
titrasi dapat menentukan bilangan iodinnya. Karbon aktif menyerap iodin ke
permukaannya membentuk lapisan monolayer sehingga dapat menentukan luas
permukaan spesifik karbon aktif. Penentuan daya adsorpsi dengan cara menentukan banyak asam asetat
yang diadsorpsi dengan persamaan Freundlich dan Langmuir dengan cara menitrasi
larutan yang berisi asam asetat dan karbon aktif dengan larutan NaOH 0,25M. Berdasarkan
percobaan angka iodin sebesar 5,92. Diperoleh persamaan freundlich y= 0.280x - 0.831 dan persamaan langmuir y=-0,3922x + 0,0069. Semakin besar konsentrasi
larutan semakin kecil daya adsorpsinya .
Kata kunci: Bilangan iodin, Persamaan Langmuir, Persamaan
Freundlich, luas permukaan spesifik karbon,
Adsorpsi, Daya Adsorpsi
I.
PENDAHULUAN
Karbon aktif
adalah bentuk umum dari berbagai macam produk yang mengandung karbon yang telah
diaktifkan untuk meningkatkan luas permukannya. Karbon aktif berbentuk kristal
mikro karbon grafit yang pori-porinya telah mengalami pengembangan kemampuan
untuk mengadsorpsi gas dan uap dari campuran gas dan zat-zat yang tidak larut
atau yang terdispersi dalam cairan [1]. Luas permukaan, dimensi, dan distribusi
karbon aktif bergantung pada bahan baku, pengarangan, dan proses aktivasi.
Berdasarkan ukuran porinya, ukuran pori karbon aktif diklasifikasikan menjadi
3, yaitu mikropori (diameter <2 nm), mesopori (diameter 2-50 nm), dan
makropori (diameter >50 nm) [2]. Penggunaan karbon aktif di Indonesia mulai
berkembang dengan pesat, yang dimulai dari pemanfaatannya sebagai adsorben
untuk pemurnian pulp, air, minyak, gas, dan katalis.
Adsorpsi adalah
gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain, sebagai
akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaan zat tersebut. Proses adsorpsi
dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi tergantung pada beberapa faktor, seperti
jenis adsorben, jenis adsrobat, luas permukaan adsorben, konsentrasi zat
terlarut, dan temperatur. Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu, hubungan antara
banyaknya zat yang teradsorbsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben
dengan konsentrasi yang teradsorbsi pada temperatur tertentu disebut dengan
isoterm adsorpsi ini dinyatakan sebagai:
x/m = k.Cn
dimana x adalah
jumlah zat teradsorpsi (gram), m adalah jumlah adsorben (gram), C adalah konsentrasi
zar terlarut dalam larutan setelah tercapai kesetimbangan adsobsi, k dan n
adalah tetapan, maka persamaannya menjadi:
log x/m = log k + n log c
Persamaan
tersebut mengungkapkan bahwa apabila suatu proses adsorbs menuruti Isoterm
Freundich, maka aturan log x/m terhadap log C akan merupakan garis lurus. Dari
garis dapat dievaluasi tetapan l dan n [3].
II.
METODOLOGI
2.1.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah 1 set
shaker, 2 buah buret 50 ml, erlenmeyer 250 ml dan kertas saring. Sedangkan bahan
yang digunakan yaitu karbon aktif, larutan HCl 5%, larutan iodin 0,05M, larutan
natrium tiosulfat, larutan amilum, larutan asam asetat, larutan standar NaOH
0,25M dan indikator phenolphtalein (PP).
2.2. Prosedur
2.2.1 Penentuan Bilangan Iodin
Menimbang
karbon aktif sebanyak 0,1 gram. Kemudian memasukkannnya ke dalam erlenmeyer 250
ml dan menambahkan larutan HCl 5% sebanyak 5 ml. Lalu menutup mulut tabung
erlenmeyer dengan alumunium foil. Mengaduk larutan dengan alat shaker selama 1 menit. Setelah diaduk,
menambahkan larutan iodin 0,05 M sebanyak 50 ml dan menutup kembali tabung
erlenmeyer dengan alumunium foil. Mengocok kembali larutan selama 1 menit
menggunakan alat shaker. Lalu menyarng larutan tersebut dengan menggunakan
kertas saring dan corong gelas. Mengambil 5 ml filtrat yang dihasilkan dan
memasukkannya ke dalam erlenmeyer, kemudian menambahkan aquades hingga volume
larutan menjadi 100 ml. Menitrasi filtrat tersebut dengan larutan natrium
tiosulfat hingga terjadi perubahan warna dari jingga menjadi kuning cerah. Lalu
menambahkan larutan amilum secukupnya sebagi indikator. Kemudian melanjutkan
titrasi dengan natrium tiosulfat hingga larutan menjadi tidak berwarna.
Selanjutnya mencatat volume larutan penitran.
2.2.2 Penentuan Daya
Adsorpsi
Menyiapkan larutan asam asetat dnegan cara mengencerkan
larutan asam asetat menjadi larutan dengan konsentrasi 1 M; 0,8 M; 0,6 M; 0,4
M; 0,2 M dan 0,1 M. Lalu mengambil 5 ml larutan asam asetat dengan konsentrasi
0,6 M – 1 M, sedangkan mengambil 10 ml untuk larutan asam asetat 0,1 M – 0,4 M.
Kemudian memasukkan masing-masing larutan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Lalu
menambahkan setetes indikator PP ke dalam masing-masing larutan. Menitrasi
semua larutan menggunakan NaOH 0,25 M. Lalu mencatat volume larutan titrasi
sebagai konsentrasi asam asetat mula-mula. Selanjutnya mengambil setiap larutan
asam asetat sebanyak 25 ml dan memasukkannya ke dalam erlenmeyer 250 ml. Lalu
menambahkan 1 gram karbon aktif pada masing-masing larutan. Menutup erlenmeyer
dengan alumunium foil dan mengocok larutan dengan shaker selama 30 menit. Lalu
menyaring larutan dengan menggunakan kertas saring dan corong gelas. Mengambil
filtratnya sebanyak 5 ml untuk konsentrasi asam asetat 0,6 M – 1 M dan 10 ml
untuk konsentrasi asam asetat 0,1 M – 0,4 M. Menitrasi masing-masing larutan
dengan NaOH 0,25 M dengan indikator PP. Mencatat volume hasil titrasi sebagai
volume konsentrasi asam asetat sisa. Selanjutnya menghitung asam asetat yang
diadsorpsi.
III. HASIL
DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan praktikum kali ini didapat data sebagai
berikut :
Angka Iodine (In) diperoleh dari massa iodine
awal dikurangi dengan massa iodine sisa kemudian hasilnya di bagi dengan massa
karbon. Dari penentuan bilangan iodine, Angka Iodine (In) yang
diperoleh sebesar 5.92. Angka Iodine (In) merupakan jumlah miligram
iodine yang diserap oleh 1 gram karbon aktif dari larutannya dalam air saat
konsentrasi filtrat sisa mencapai 0.02 M, sehingga berdasarkan data yang
diperoleh dapat dikatakan bahwa sebanyak 5.92 miligram iodine yang serap oleh 1
gram karbon aktif dari larutannya dalam air.
Data hasil percobaan diatas menunjukkan bahwa semakin besar
konsentrasi larutan asam asetat maka semakin banyak jumlah molekul asam asetat
(zat terlarut) dalam larutan yang dapat diadsorpsi oleh karbon aktif. Grafik
persamaan freundlich menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi semakin besar
pula nilai (x/m), konstanta adsorpsi (n) sebesar 3,57 serta konstanta adsorpsi
(k) sebesar 0,85. Grafik persamaan Langmuir menunjukkan bahwa kurva konsentrasi
terhadap mengalami penurunan yang
berarti daya adsoprsinya semakin menurun seiring bertambahnya konsentrasi
akhir. Harga 1/a sebesar 0,0069 dan b/a sebesar -0,3922 sehingga daya adsorpsi
pada nilai a sebesar 144,93 dan b sebesar -56,84.
IV.
KESIMPULAN
Dari
praktikum ini dapat disimpulkan bahwa luas permukaan spesifik berdasarkan
bilangan iodin sebesar 5,92 . Sedangkan persamaan freundlich y= 0.280x
- 0.831 dan persamaan langmuir y=-0,3922x + 0,0069. Berdasarkan persamaan
freundlich diperoleh konstanta adsorpsi (k) pada suhu tetap adalah 0,85 dan
konstanta n pada suhu tetap adalah 3,57. Berdasarkan persamaan langmuir
didapatkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan maka semakin kecil daya
adsorpsi larutannya.
V.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kustanto. 2000. Karbon Aktif dalam Kehidupan
Sehari-hari. Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada
[2] Murdiyanto. 2005. Senyawa Karbon. Malang: Universitas
Brawijaya
[3] Fessenden,RJ dan
Fessenden,JS.1992. kimia Organik. Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar